Rabu, 02 Maret 2011

Keluarga Sakinah mawaddah Wa Rohmah

Di sebuah pemukiman yang padat penduduk tingallah seorang gadis yang biasa di panggil dengan namanya yang artinya mata air syurga yaitu salsabila. Dia dibesarkan oleh paman dan bibinya yang tidak mempunyai anak dan dari keluarga yang biasa-biasa saja. Aktivitasnya sehari-hari sebagai tenaga pengajar honorer di sebuah sekolah swasta islam di samping itu dia juga mengajar anak-anak mengaji dirumahnya. Selain itu juga dia aktif pada majlis muda mudi sampai suatu waktu dia menemukan pendamping hidupnya dari majlis itu. Salsabila sangat dingin dengan lawan jenisnya sehingga dia tidak pernah yang namanya berpacaran karna dia tahu apa resikonya orang berpacaran dan dia tidak mau menanggung resiko itu yang tidak jauh dari yang namanya sakit hati dan lain sebagainya. Sebelum dia mengetahui memang didalam syar’I tidak ada yang istilahnya pacaran. Sehingga dia pun yakin akan Robbnya kalau jodoh itu akan datang dengan sendirinya jika memang sudah waktunya.
           Disamping berusaha dan berdo’a mengharap jodoh yang soleh,sabar,ta’at dll. Allah SWT pun mengabulkan do’anya. Tidak lama kemudian salsabila pun menemukan jodohnya dan menikahlah dia dengan seorang pemuda yang belum lama dikenalkan oleh teman salsabila di majlis tersebut. Pemuda itu bernama miftahul mukhtar. Miftah sudah tidak mempunyai kedua orang tua diusia yang relatif muda. Dia anak bungsu dari 11 bersaudara. Miftah sudah berniat untuk menikah dikarenakan usia yang sudah cukup untuk menikah.          Tetapi ada suatu kendala, dia memberanikan diri untuk menikah walaupun belum ada persiapan apa2 sebelumnya. Karena memang belum ada rencana dan hanya niat saja. Kalau kita ingin berniat baik karna Allah, InsyaAllah, Allah  pun akan menolong kita. Dan kalau sudah kehendaknya semua berjalan dengan mudah. Akhirnya perikahan itupun berlangsung selang beberapa bulan saja perkenalan meskipun sempat ada pertentangan dari keluarga miftah. Tetapi tidak ada yang bisa menghalangi kehendak Allah SWT. Proses perkenalan pun dengan cara berta’aruf. Miftah pun tidak pernah yang namanya berpacaran. Di awal pertemuan mereka, mereka mengakui memang tidak ada rasa pun. Tetapi ntah mengapa smua berjalan begitu saja. Dan akhirnya pun mereka menikah. Sempat terkaget-kaget teman-teman dari salsabila maupun miftah. Tiba-tiba mereka menyebar undangan pernikahan.
             Disinilah Allah menunjukkan kekuasaannya. Bahwa jodoh,rizki dan maut itu tidak dapat dikira dan secara tiba-tiba. Dan menjadi rahasia Illahi pula. Setelah menikah pintu rizki terbuka, diangkatlah miftah menjadi pegawai tetap di sebuah perusahaan swasta yang sebelumnya sudah 7 tahun menjadi tenaga kerja kontrak. Dan bisa membangun rumah sederhana dari bonus yang ia dapatkan dari tempat bekerjanya karna dia adalah pegawai yang teladan yang rajin dan ulet dalam bekerja. Selang beberapa bulan salsabila pun hamil. Di masa kehamilannya salsabila pun beristirahat dari rutinitasnya sehari-hari. Di dalam keluarga baru yang penuh dengan ketenangan kebahagiaan dan kasih saying. Karena seorang suami yang  bijak dan seorang istri yang  sabar.
             Bulan-bulan telah terlewati hingga sampai pada waktuya Sembilan bulan lebih 1 hari salsabil pun melahirkan bayi laki-laki yang di harapkan akan menjadi seorang mujahid. Lengkaplah kebahagiaan mereka, tetapi Allah SWT memberikan cobaan buat keluarga mereka. 2 tahun kemuadian salsabila hamil. Tetapi diusia kehamilan 3 bulan keluarga mereka mendapat musibah. Salsabil terpeleset didalam kamar mandi sehingga menyebabkan keguguran. Disinilah awal mula ujian itu datang. Setelah kembali pulih salsabil kmbali hamil. Karna ingin mempunyai keturunan yang banyak. Tetapi lagi-lagi hamil.lagi-lagi keguguran. 3x berturut-turut hamil dan keguguran salsabil pun sakit yang berkepanjangan.
            Meskipun telah mendapat cobaan yang bertubi2 keluarga mereka tetap bersabar. 3 tahun sudah salsabil dalam pembaringan. Tidak bisa melayani suami baik lahir maupun batin. Dan membesarkan anak satu-satunya. Miftah sangat sabar dalam merawat istrinya. Dia tetap merawat dan menafkahi istrinya meskipun dia tidak mendapatkan haknya sebagai suami selama 3 tahun belakangan ini. Dia bersabar dengan apa yang Allah SWT tetapkan baginya. Merawat istri dan anaknya karna mereka adalah tiitipan Allah SWT yang harus dijaga dan disayangi. Tahun demi tahun hari demi hari sakit salsabil semakin memburuk. Melihat ketabahan dan kesabaran suaminya, salsabil berpesan kepada suaminya untuk menikah lagi. 

            Salsabil berkata : “ abi…… abi adalah suami yang Allah SWT kirimkan untuk ummi, abi  begitu tabah dan kuat selama 3 tahun ini merawat ummi tanpa mendapatkan hak abi, sudah sa’atnya abi mencari pengganti ummi. Yang solehah, yang bisa menerima abi dan menjadi ibu buat anak kita. Sakit ku tak kunjung sembuh abi… tapi biarkan aku tetap menjadi istrimu sampai akhir hayatku. Untuk saat ini, pulangkan aku kepada orang tuaku karna aku sudah tidak bisa melayanimu. Tetapi ummi minta abi ridho kalau ummi sudah dipanggil oleh yang maha kuasa. Dan ummi menanti abi di syurga-Nya… 

            miftah pun menjawab : “ ummi……  abi ikhlas dengan apa yang Allah tetapkan kepada keluarga kita. Kenapa ummi berkata seperti itu. 

            Salsabil :” ia abi aku sangat ridho, dan jangan tunggu sampai aku meninggalkan dunia ini. Aku ingin melihat abi bahagia untuk yang terakhir kalinya. (sambil tersenyum).

           Miftah :”baiklah ummi kalau memang itu yang ummi harapkan. Abi akan penuhi keinginan ummi meskipun abi belum siap mencari pengganti ummi. (sambil meneteskan air mata)

            Salsabila : ” janaganlah menangis abi, aku bahagia aku akan menemui Robbku. abi, bersegeralah, karna ntah kapan malaikat akan mencabut nyawaku.

            Selang beberapa hari miftah minta dicarikan kepada temannya. Tak lama kemudian dipertemukan dengan seorang janda beranak 1. yang ditinggal mati suaminya. kebetulan keduanya pun cocok karna keduanya sudah mengalami mengarungi bahtera rumah tangga. Pernikahan pun dilangsungkan dihadapan salsabila dan anaknya dan saksi-saksi lain dari keluarganya. Semua berjalan baik tenang dan lancar. walimahanpun diadakan seadanya karna keadaan yan tidak memungkinkan. Satu hari setelah pernikahan salsabila pun dipanggil oleh yang maha kuasa. Wajahnya putih berseri dikarenakan cintanya kepada Robb nya tumbuh dari hikmah sakit yang dialaminya selama 3 tahun. Menikah karna Allah dan laki-laki yang agamanya kuat yang menjadi pilihan hidupnya sehingga sampai akhir hayatnyapun bahagia wajahnya putih berseri dan tersenyum manis.
            Hikmah yang dapat dipetik dari kisah diatas, bahwa jodoh rizki dan maut semuanya menjadi Rahasia Illahi. Jadi jangan bimbang bila jodoh tak kunjung datang. Oleh karna itu yakinlah hanya kepada Allah SWT. Bukan kepada paranormal yang bisa meramal nasib. Astrologi dan lain-lain yang berbau mistik. Banyak berdo’a dan berusahalah dengan menikah pintu rizki akan terbuka. Dan jangan takut tidak punya pacar susah akan mendapat pasangan. Itu rayuan syeton laknatullah a’laih yang ingin menyesatkan muda mudi di jaman sekarang ini agar  mendekati zinah. Dan jangan sampai salah memilih jodoh. Pilihnya karna agamanya, insyaallah laki-laki yang paham agama yang bisa menjadi panutan dan pembimbing kejalan yang Allah SWT ridhoi. Amin